Tuesday 28 April 2015

Umur Ekonomis Mahasiswa PhD

Tempo hari ada seorang mahasiswa yang sedang mengambil master di Auckland berpandangan bahwa menjadi mahasiswa PhD itu lebih banyak waktu. Mereka mahasiswa PhD itu punya waktu lebih banyak untuk jalan-jalan, bisa lebih sering update status facebook, dan seterusnya. Ternyata pandangan itu tidaklah selalu benar.

Selama sekitar satu tahun melalui perjalanan sebagai mahasiswa PhD, saya merasakan bahwa mahasiswa PhD bukan berarti memiliki waktu lebih banyak dari mahasiswa master. Hal ini terasa ketika minggu lalu saya mendapat konfirmasi candidature. Saya dan kedua supervisor saya cukup berbahagia ketika komite di fakultas sangat mengapresiasi proposal yang saya buat; dengan bantuan supervisi dari kedua supervisor saya, tentunya. Email dari sekretariat komite tertulis seperti ini:
"Dear Rudy
The PhD/MPhil Committee meeting of 22 April 2015 considered your PGR9 Confirmation of Candidature Research Proposal.
I am pleased to advise that the Committee approved your PGR9. The Committee commend you on an excellent report and presentation. Congratulations!
Congratulations Rudy."
Cukup menyenangkan bukan? Ya, untuk sesaat. Ternyata itu barulah langkah awal. Walaupun saya mempunyai masa waktu menyelesaikan PhD sekitar 3 tahun, bukan berarti umur mahasiswa PhD itu 3 tahun dan bisa berleha-leha, loch.

Dalam pandangan saya, ternyata umur ekonomis mahasiswa PhD itu bisa ditaksir sekitar 6 bulan dan bukan 3 tahun. Umur ekonomis ini biasa dikenal di dunia akuntansi. Maklumlah, orang akuntansi suka mengkuantifikasi banyak hal. Bahkan, umur ekonomis Anda sebagai pegawai perusahaan pun dicoba untuk diukur oleh orang akuntansi, yang biasa dikenal sebagai human capital atau human asset.

Umur ekonomis banyak digunakan untuk mengukur aset. Aset itu bagi dunia akuntansi mempunyai umur ekonomis. Walaupun aset sejenis mobil bisa dipakai 10 tahun atau lebih, bagi dunia akuntansi umur ekonomisnya hanya 5 tahun. Kalau kita ingin memperpanjang umur ekonomisnya, maka pada akhir tahun ke-5 harus di-valuasi kembali. Kadang, aset itu harus di-overhaul total dengan biaya tambahan agar umur ekonomisnya bisa diperpanjang.

Umur ekonomis mahasiswa PhD itu 6 bulan karena setiap akhir bulan ke-6 supervisor dan universitas akan meng-valuasi kembali secara periodik mahasiswa PhD. Nach, di sinilah titik kritisnya. Walaupun seorang mahasiswa PhD sudah menjadi PhD Candidate, bukan berarti umur ekonomisnya 3 tahun. Seorang mahasiswa PhD harus bisa meyakinkan supervisor dan universitasnya bahwa umur ekonomisnya bisa diperpanjang setelah 6 bulan itu untuk 6 bulan berikutnya.

Jika mereka melihat umur ekonomisnya tidak bisa diperpanjang, maka seorang mahasiswa PhD akan di-scrap. Karena itu, mahasiswa PhD terus mempunyai semangat agar tidak menjadi barang scrap.

No comments:

Post a Comment