Monday 29 February 2016

"Ginjal dan Sistem Destruksi pada Manusia"

Seorang teman pernah bercerita -- ketika orang tuanya meninggal -- pada dasarnya di setiap manusia itu sudah ditanamkan destructive system. Sistem ini yang telah mengatur kapan seorang manusia itu akan bertemu Sang Khalik, Yang Maha Pencipta. Itu tidak terhindarkan.

Saya awalnya tidak begitu mengerti apa yang dimaksudnya tentang sistem destruksi ini. Sampai minggu lalu saya mengikuti test darah di http://www.labtests.co.nz/ (tanpa biaya apapun karena di NZ ditanggung oleh negara). Biasanya dalam test darah kita hanya fokus terhadap tingkat kolesterol buruk kita. Logikanya, kolesterol buruk jika dibiarkan pada angka di luar normal akan menumpuk di pembuluh darah jantung kita. Yang lama-lama, akan menghambat fungsi jantung. Karenanya, kita pun selalu berusaha agar tingkat kolesterol buruk kita berada pada skala normal. Jika kita bisa mengendalikan kolesterol, maka jantung kita akan aman dan mungkin umur kita bisa lebih panjang. Artinya, kita bisa memperpanjang umur kita dengan mengendalikan kolesterol buruk di tubuh kita, jika dikehendaki oleh Yang Maha Kuasa.

Namun, ternyata dalam tubuh kita ada sebenarnya proses destruksi alami yang tidak terhindarkan. Apapun usaha yang kita lakukan, tidak mengubah proses destruksi ini. Dalam test darah hal ini bisa kita lihat pada indikator yang disebut eGFR (estimated glomerular filtration rate). Indikator ini mengukur fungsi ginjal kita. Indikator ini terkait langsung dengan umur kita. Sebuah sistem destruksi alami yang diciptakan oleh Yang Maha Pencipta.

Katakan, jika kita masih muda, fungsi ginjal kita idealnya 100%. Ketika kita berumur 60 tahun, fungsi ginjal kita sekitar 30%. Itu adalah proses alami yang tidak bisa kita hindarkan. Anda ingin berolahraga seperti apapun, proses destruksi itu akan terjadi. Ibarat sebuah mesin yang memproses apa yang kita masukkan, dan apa yang kita keluarkan, mesin ini juga lama-lama akan mengalami kehausan.

Penurunan atau damage fungsi ginjal secara normal tidak terhindarkan. Siapapun akan mengalaminya. Yang dijaga oleh dokter adalah jangan sampai proses destruksi ini terjadi lebih cepat dari jangka waktu normalnya. Misalnya, jika masih muda, jangan sampai fungsi ginjal kita sudah 30%. Sebab, tidak lama lagi akan menurun, dan ketika tinggal 15%, maka kita membutuhkan alat tambahan untuk mencuci darah kita. Dengan demikian, umurnya tidak akan lama lagi.

Sayangnya, pengetahuan terkait indikator eGFR ini jarang kita peroleh, dibandingkan pengetahuan tentang kolestorol dan fungsi jantung. Kebanyakan kita tahu-tahu sudah mengalami gagal ginjal. Indikasi gagal ginjal pun sering tanpa tanda-tanda. Bisa saja karena mengkonsumsi sesuatu, tiba-tiba kita mengalami gagal ginjal. Karena itu, kita harus berhati-hati dalam mengkonsumsi, terutama obat-obatan atau jamu yang bisa menghancurkan fungsi ginjal kita. Kadang karena mengalami sesuatu penyakit, dokter memberikan obat yang bisa menghancurkan fungsi ginjal kita secara total.

Sistem destruksi ini ternyata memang mengajarkan kepada kita bahwa kita bukan apa-apa di dunia ini. Kita hanya menjalankan apa yang diarahkan oleh Sang Maha Pencipta. Sehebat apapun kita, ada waktunya kita di dunia ini. Kita tidak bisa menghindari itu.