Sunday 8 March 2015

Tinggal di Pinggiran Auckland


Umumnya, mahasiswa di Auckland disarankan tinggal di city. Pertimbangan utama adalah agar tidak mengeluarkan biaya transportasi lagi ketika ke kampus. Cukup jalan kaki.

Sebelum saya tiba di Auckland, saya sudah merancang tinggal di Auckland karena saya tidak terlalu nyaman tinggal di city. Dari kecil saya dibesarkan di city, kota Jakarta. Sebelum tinggal di Auckland, saya tinggal di pinggiran Jakarta, daerah Bintaro. Biasanya saya naik kereta atau kendaraan dinas jika menuju ke kantor. Kalau naik kendaraan dinas, saya tidak nyaman menyetir sendiri, biasanya disupiri oleh supir kantor.


Saya sudah lama menikmati kehidupan di pinggiran. Akhir pekan bisa bersepeda ria dan banyak aktivitas lainnya. Nach, ketika akan ke Auckland, beberapa mahasiswa yang sudah lebih dahulu tinggal di Auckland sempat saya minta tolong untuk mencarikan tempat tinggal yang murah di arah selatan Auckland, seperti Mount Roskill, Mount Wellington, bahkan Manukau. Ternyata, mereka tidak ada yang berani merekomendasikan saya tinggal di sana. Rupanya ada masalah keamanan lingkungan.


Ketika beberapa waktu lalu saya mampir ke presentasi seorang teman di AUT Manukau, saya tadinya akan memarkirkan kendaraan saya di jalan, seperti kebiasaan saya tinggal saat ini di North Shore. Ternyata, teman saya tidak menyarankan saya untuk melakukan itu. Kendaraan kita bisa hilang, katanya. Jadi, sampai saat ini saya tidak punya pengalaman tinggal di arah selatan Auckland.


Pengalaman saya tinggal di pinggiran Auckland arah utara, North Shore, ternyata saran untuk tinggal di city dengan alasan biaya transportasi sebenarnya tidak selalu tepat. Sering ada yang salah memperhitungkan bahwa tinggal di North Shore akan mengeluarkan biaya transport 3 stage ke city. Saya rasa, itu tidak selalu demikian. Hal ini tergantung di mana kita tinggal di North Shore dan tahu kapan ke kampus atau kembali dari kampus, atau juga alternatif lain bertransportasi.


Cara untuk menghemat yang biasanya saya lakukan adalah pertama dengan berangkat ke kampus di AUT City pagi hari, kemudian pulang sore, jangan kemalaman. Sampai jam 8.15 pagi, ada bus direct dari tempat tinggal saya di Glenfield ke AUT City (Mayoral Drive). Saya bayar sekali jalan $2.92 dengan kartu AT Hop. Pulang pergi tentu sekitar $6. Nach, bisa dikalkulasi jika ke kampus 5 hari seminggu sekitar $30. Kalau dikompensasi dengan biaya sewa di city, tentu sebenarnya masih kompetitif. Apalagi jika kita tinggal bersama keluarga. Tinggal di city tentu sangat tidak terjangkau tarif sewanya untuk sebuah keluarga.


Cara kedua, kalau saya kesiangan, saya naik sepeda atau memarkirkan kendaraan saya di dekat kampus AUT North Shore. Kemudian, saya naik shuttle bus AUT North Shore ke AUT City sekitar $2 sekali jalan. Pulang pergi sekitar $4.


Cara ketiga, ketika hari libur, di mana shuttle bus AUT North Shore tidak beroperasi, saya memarkirkan mobil saya di stasiun Akaronga. Di sana bisa parkir free 4 jam. Atau saya ke stasiun yang agak jauh, Constellation. Di sana free parkir seharian. Ada stasiun yang dekat rumah, Smales Farm, saya bisa parkir sepeda di sana. Tarif sekali jalan $2.21 naik Northern Express, turun di Britomart, dan jalan ke kampus. Nach, dari stasiun-stasiun ini saya lihat di pagi hari juga ada bis yang direct ke University of Auckland (UOA). Saya juga kadang naik bis ini, turun di Symonds Street, langsung ke ruang kerja saya di AUT City. Saya perhatikan banyak juga student UOA yang tinggal di North Shore. Jadi, pulang-pergi sekitar $5.


Cara keempat, dan ini hanya bisa dilakukan oleh student AUT, saya lebih sering bekerja di AUT North Shore. Saya parkir sepeda di kampus atau mobil di jalan. Di sana saya bisa bekerja di ruang postgraduate, sharing dengan student master. Saya malah lebih banyak kerja di ruang ini daripada di AUT City karena suasana belajarnya lebih terasa. Mungkin karena di ruang ini dilarang ribut, kemudian desain ruangannya menyenangkan, ada dapur langsung di dalam ruangan, dan bersih. Kalau di office saya di AUT City, debu selalu menjadi masalah. Saya sensitif dengan debu. Kemudian, bising dengan kendaraan yang lewat.


Cara keempat ini juga bisa saya lakukan karena supervisor saya orang yang mudah diajak berkomunikasi secara elektronik. Walaupun sudah berumur, mereka familiar menggunakan media elektronik. Review proposal saya dilakukan langsung ke file dengan mengaktifkan tracking system di word processor. Saya hanya bertemu pada waktu-waktu tertentu saja.


Yang menyenangkan juga tentunya adalah saya tidak perlu membayar biaya mingguan untuk parkir mobil seperti halnya jika tinggal di City. Kendaraan bagi saya sangat perlu. Keluarga tentu saja akan jenuh jika tinggal di rumah, atau hanya jalan di sekitaran saja. Bersosialisasi dengan mengikuti pengajian juga memerlukan kendaraan. Dengan tinggal di pinggiran, kita bisa parkir bebas di jalanan ketika tinggal di North Shore, tanpa membayar biaya sewa parkir segala.


Sebenarnya, saya terpikir juga pindah ke selatan Auckland. Namun, membaca berita kriminal di daerah sana, menjadi ngeri-ngeri sedap juga. Ada memang kriminal di North Shore, tetapi pemberitaannya tidak sesering di arah selatan yang saya baca. Pertimbangan lain, anak pertama saya yang di Westlake Boys School sudah mulai nyaman. Kebanyakan orang saya lihat bangga sekolah di sana. Saya lihat memang sistem belajarnya bagus. Di sekolah ini, pelajaran yang diberikan komprehensif. Sejauh ini anak saya sudah berhasil menaikkan band-nya.


Demikian. Mudah-mudah bermanfaat dan menambah wawasan untuk bisa survive menangani biaya transportasi dan kehidupan di Auckland, terutama untuk yang berkeluarga.